Friday, September 14, 2007

Memberi ke Pengemis, Didenda
101 Larangan Terdapat dalam Raperda Ketertiban Umum DKI

Jakarta, Kompas - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melarang rakyat menjadi pengemis dan memberi uang atau barang kepada pengemis. Pengemis dan warga yang memberi uang kepada pengemis terancam denda Rp 100.000-Rp 20 juta atau kurungan dua bulan. Ancaman denda juga diberlakukan terhadap 101 aktivitas lain.

Ancaman denda itu muncul dalam rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta mengenai penyusunan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Ketertiban Umum, Senin (10/9) di Jakarta Pusat. Dalam rapat paripurna itu, DPRD menyetujui raperda yang diajukan pemerintah provinsi (pemprov).

Dalam Pasal 40 Raperda Ketertiban Umum, penduduk dilarang menjadi pengemis, pengamen, pedagang asongan, dan pengelap mobil serta menjadi orang yang menyuruh orang lain melakukan aktivitas itu. Untuk mengurangi beberapa aktivitas tersebut, setiap orang juga dilarang memberi uang kepada mereka.

"Larangan memberi uang diberlakukan agar pengemis tidak mendapat pemasukan dari aktivitas mereka dan segera berganti profesi," kata Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso.

Pengawas pelaksanaan raperda itu adalah satuan polisi pamong praja dan penyelidik pegawai negeri sipil.

Ketua Komisi E DPRD DKI Igo Ilham mengatakan, larangan tersebut disertai dengan kewajiban bagi pemprov agar memberdayakan warga miskin.

Tak berdaya

Menanggapi larangan itu, Edi Saidi, organisator komunitas Konsorsium Miskin Kota, mengatakan, larangan dalam perda itu merupakan bentuk ketidakberdayaan pemerintah untuk menertibkan kota. Bukan hanya pengemis, pengamen, dan aktivitas kaum miskin lain yang dilarang, warga juga ditakut-takuti agar tidak memberi uang kepada mereka.

"Masalah dasar kaum miskin adalah kemiskinan. Jika kemiskinan tidak dientaskan, penertiban semacam itu tidak akan efektif," kata Edi

Menurut Edi, aparat Pemprov DKI Jakarta tidak akan mampu melaksanakan fungsi pengawasan yang harus dilakukan secara terus-menerus. Perda tersebut justru berpotensi menjadi sarana pemerasan baru bagi warga yang berniat bersedekah dan tidak mengetahui perda baru itu.

Diambil dari Kompas Cyber Media

Sunday, June 24, 2007

Jiarah Gua Maria bag. 2

Sebelum menuju ke gua Maria Sendangsono, rombongan singgah di moon island atau lebih dikenal Muntilan, untuk membeli snak. Setelah para tante puas berbelanja, karena dalam setiap jiarah selalu diselipkan acara shopping, bus berangkat menuju Sendangsono.

Rombongan tiba di Sendangsono sekitar pukul 11. Acara dilanjutkan dgn jalan salib. Selesai jalan salib, rombongan berangkat ke Nganjuran, Bantul. Di tempat ini terdapat candi hati kudus Yesus. Juga terdapat mata air yg katanya dapat menyembuhkan semua jenis penyakit. Tak ketinggalan saya pun ngantri mandi. Ada syaratnya supaya manjur, mandinya tidak boleh pakai handuk, di biarkan kering sendiri, selain itu juga tidak boleh pipis d permandian. Selesai mandi, rombongan berangkat ke Malioboro inn.

Sesampainya di hotel jam bebas pun diberlakukan, masing2 peserta diperbolehkan keluar jalan2 sendiri. Saya memanfaatkan waktu ini untuk ke rumah kontrakan lama, menemui teman2 yg masi tersisa di kota pelajar ini. Atmosfer kuliah dulu pun kembali terasa. Jadi rindu masa kuliah dulu.

Dulu waktu kuliah waktu luang sangat banyak sekali, skarang terbatas sekali. Ah, jadi pengen kembali ke waktu dulu. Tanpa terasa jam sudah pukul 11 malam, akhirnya nostalgia dgn teman2 pun harus di akhiri. Setelah makan d burjo, aku pun kembali ke hotel.

Day 2

Pagi-pagi jam 4 telpon dari resepsionis sudah menelpon, morning call. Jam 5 kita sudah harus breakfast, karena pagi ini kita jam 6 sudah harus berangkat ke Nganjuran lagi. Hari minggu ini bertepatan dgn syukuran hasil panen. Yg datang ramai sekali. Banyak yg datang dari luar daerah.
Di Nganjuran, gerejanya juga tidak luput dari gempa hebat yg menimpa Jogja. Puing2 gereja sudah dibongkar semua. Misa diselenggarakan di gedung sederhana, dan lesehan. Di mana2 digantung pisang.

Sebelum misa dimulai, dibacakan ujud permohonan yg berdatangan dari banyak daerah. Misa diselenggarakan dalam adat Jawa, romo2 jg menggunakan pakaian adat Jawa. Ini adalah salah satu bentuk inculturisasi, satu kelebihan dari agama Katolik yg membaur dengan adat setempat, sampai ke ibadahnya.

Ada yg unik pada misa di Nganjuran ini. Selesai misa, hasil bumi persembahan boleh diambil oleh umat. Prosesi misa pun berlangsung. Satu lagi yg unik, pada penghujung misa, berkat yg diberikan sangat komplit, berkat untuk kesehatan, semua organ disebutkan satu2 dan diberkati. Berkat untuk keluarga, pekerjaan, jodoh, mendapatkan anak dan masih banyak yg lain. Selesai berkat, umat lgs menyerbu altar.

Untuk mengambil buah2an persembahan. Wah rame skali.

Selesai dari misa, rombongan kembali ke Jakarta. Dalam perjalanan pulang peserta saling berbagi cerita. Kesaksian atas campur tangan Tuhan dalam hidup mereka, sangat indah. Ada seorang bapak yg sakit sudah 20th lebih, stroke selama beberapa tahun, bila tidak dengar ceritanya saya tak akan percaya, karena kondisinya sangat fit saat ini. Sungguh Tuhan bekerja dengan cara yg misterius. Ok skarang mau istirahat dulu, bus belum sampai Bandung.

Saturday, June 23, 2007

Jiarah Gua Maria

Prolog.

Hari Jumat kemarin, saya pulang lebih cepat dari kantor, karena akan mengikuti tur jiarah gua Maria Semarang - Jogja. Tur ini dipandu oleh Gultom. Diselenggarakan oleh Via tur, punya Yakub.
Pukul 6 sore bus Blue Star yg berkapasitas 50 penumpang berangkat dari Katedral Jakarta.

Day 1.

Jam 5.20 rombongan tiba d Gereja Ambarawa. Setelah mengikuti misa pagi lgs mandi. Seperti biasa, saat mengikuti acara yg berlangsung di dataran tinggi, airnya dingin sekali. Setelah itu sarapan pagi dengan menu soto siram di Susteran Ambarawa.

Jam 7.30 kita berangkat ke Gua Maria Kerep. Untuk retret, tempat ini cukup recommended.
Selain terletak di daerah perbukitan, lingkungannya masih sangat asri sekali. Di dukung lagi suasananya yg khusuk, tempat ini sangat cocok untuk berdoa.

Gua Maria Kerep terletak tidak jauh dari gereja Ambarawa. Karena bus tidak bisa naik ke atas, kami menggunakan angkot. Gua Maria ini dibangun skitar tahun 50an, dan telah direnovasi 3 kali. Di gua Maria ini terdapat greja, di bawahnya ada taman yg cukup bagus.

Ada miniatur danau Galilea, sungai Jordan, gedung tempat Yesus melakukan mukjizat pertama kali di Kana. Selain itu juga terdapat replika makam Yesus. Konon katanya pada malam hari taman ini akan terlihat lebih indah lagi. Turun dari tempat ini cukup jalan kaki saja, karena jalannya yg menurun, kita tdk terlalu capek. Hitung-hitung buat olahraga pagi. Setelah itu skarang rombongan berangkat ke gua Maria Sendangsono.

Friday, June 1, 2007

S.O.S (Kita semua butuh bantuan)

Sebenarnya judul ini sudah saya pikirkan beberapa hari lalu (setelah membaca blog mengenai dosa asal), saya menjadi yakin bahwa kita semua butuh bantuan.

Minggu lalu salah seorang teman saya menceritakan mengenai rekan kerja kantornya yg suka mencari perhatian, selain itu tindakannya jg tercermin kurang dewasa. (note: bukan gossip)
Trus, yg nenariknya si X ini sudah berusia kepala 4 dan memiliki anak. Yg menjadi pertanyaan teman saya itu adalah bgmana si X ini membawa diri di keluarganya. Apakah ia menjadi patokan yg baik bg anaknya.

Ya, kita semua butuh bantuan, hanya terkadang kita tidak tahu harus minta tolong kpd siapa. Hari ini setelah selesai ngurusin beres2 pindahan kantor, berhubung saya berada di departemen IT yg merangkap menjadi seksi sibuk, yg urusan packing semua komputer user sampai ngatur2 mobil semua diborong.
Kemarin malam dengan bantuan office boy akhirnya selesai packing. Pagi harinya saya sudah menjadwalkan mobil kantor untuk transport.
Tp yg namanya rencana kadang tdk berjalan mulus. Paginya saya kebagian 'bantuin' dept. Keuangan buat cariin jasa mover buat pindahin (keuangan jg termasuk dept yg ikut dgusur).

Akhirnya saya pikir ok lah toh masih pagi jg. Setelah cari d koran terbitan kemarin saya menemukan kolom jasa pindahan. Setelah itu saya minta bantuan sketaris bos untuk cek no2 yg ada d kolom iklan tersebut.
Setelah disortir akhirnya terpilih tiga perusahaan jasa mover. Setelah melalui proses negosiasi kita memilih satu jasa mover yg menurut pandangan saya bonafit(soalnya saya tidak mau repot nantinya).

Ternyata stlh deal awal, ini orang minta tambah, meskipun hal tersebut masi wajar. Ok akhirnya masalah mover selesai. Saya sudah molor 3 jam dr jadwal.
Ketika mau berangkat, bos ngajakin pada makan bareng. Akhirnya molor lg deh.
Selesai makan jam 2, pulangnya ke kantor jalanan macet, biasa jakarta. Si jasa mover sudah bbrapa kali telp.

Akhirnya, setelah barang yg mau diangkut dibuat listnya, barang dimuat ke mobil. Sambil beresin jaringan dan server buat user yg stay di jakarta, gwa terima telp. dr pihak pengelola gedung (yg kontrol muat saya minta bantu kabag keuangan, jd tdk ikut pantau) menginformasikan bahwa jam 4 area bongkar muat ga bisa dpakai, hrs setelah jam 5.30.
Karena sebelumnya gwa sudah ngurus administrasi sama pimpinannya pengelola, lgs saja gwa hubungi piminannya tsb, alhasil mover tetap bs kerja. Tp lift hrs djaga security. Gwa br tahu lift tersebut bisa dilock.
Jadi langsung dr lt 18 ke basement. Tapi namanya budaya Indonesia, biasalah, si satpam minta uang rokok.

Setelah muatan masuk semua. Ternyata masih harus menyediakan surat jalan, untuk administrasi gedung . Akhirnya berangkat dr jakarta jam 6. Terjebak macet pula. Sampai d karawang jam 8.20.

Apa yg dpelajari hari ini? Harus persiapan matang jauh2 hari termasuk faktor lain yg d luar urusan kita.
Ada pepatah cina mengatakan sblm berperang sudah hrs memikirkan tujuh langkahnya dulu.
Untung gwa masi dibantu sama kabag akunting buat ngatur2 bongkaran muatan mrk. Wah kalo tdk dbantu bisa ga beres kerjaan. Tinggal bsk lg pasang dan seting ulang komp karawang. Wah lembur lg.

Jadi, sebagian besar sebenarnya bisa kita selesaikan dengan cara kita sendiri, namun akan lebih efektif jika ada yg membimbing. Contoh diatas adalah ilustrasi bagaimana tidak efektifnya menangani suatu masalah, saat kita melakukannya untuk pertama kali-atau masih tidak berpengalaman. Banyak hal-hal yg ternyata luput dari perencanaan kita.

Dari ilustrasi saya tersebut, masalah masih bisa diselesaikan dengan mudah. Namun untuk hal-hal yg sudah menjadi budaya (misalnya perilaku kita) bagaimana kita menanggulanginya.
Bagaimana kita menyikapi hidup? Kita semua butuh bantuan, baik dari seorang 'guru', teman, atau siapa saja. Memang kadang kita merasa bisa menyelesaikan semuanya sendirian, namun akan lebih efektif, bila kita mendapatkan bantuan (atau petunjuk) dari yg lebih berpengalaman.

Jadi carilah 'guru' hidup kita masing-masing. Supaya bisa menyikapi masalah hidup lebih positif, dan menjadi dewasa yg sebenarnya.